Wednesday, April 18, 2007

SAHABAT

MEMILIH SAHABAT
Prof. DR. M. Quraish Shihab

[Moderator]:
Boleh sedikit saya berpendapat : Ada beberapa lingkungan yg sangat berpengaruh dalam kehidupan kita sehari-hari. Yang pertama, yg paling dekat dgn kita adalah keluarga atau di rumah. Yang tidak kalah pentingnya adalah lingkungan di luar rumah yaitu di sekolah, teman,
atau yg palng dekat dgn kita adalah sahabat. Pada saat ini kita akan membicarakan bagaimana cara memilih sahabat yg baik.


[Pak Quraish]:
Saya ingin tanya dulu. Yang mana lebih disuka, saudaranya atau sahabatnya? [Saudaranya, jawab yang hadir]. Yang lain bagaimana?
[Kadang-kadang dgn sahabat, kita lebih bisa curhat, jawab yang hadir]. Itu kalau mau
jawaban yg lebih tepat.
Kalau memang mau berkata saudara, katakan : saya suka saudara saya kalau dia menjadi sahabat saya. Kalau saudara kita tidak menjadi sahabat, kita lebih suka sahabat daripada saudara, ya kan ?

Sahabat itu apa tho ? Kalau kita buka kamus besar bahasa Indonesia,
sahabat itu diartikan teman. Ada juga dikatakan "sahabat kental". Apa bedanya "teman" dan "sahabat kental" ? Si A adalah teman saya ke sekolah. Si A menemani saya ke pasar. Belum tentu dia sahabat kental saya. Kalau sahabat kental adalah orang yg begitu dekat kepada saya, yg boleh jadi tingkatnya sampai pada tingkat bahwa saya memberitahu rahasia saya.

Nah remaja-remaja ini punya teman-teman, kan ? Apakah semua diberitahu isi hati kita ? Tidak. Itu ada tingkat-tingkatnya. Ada teman yg kita beritahu rahasia-rahasia kita seperti pacar. Ada juga teman akrab tetapi tidak diberitahu rahasia kita. Ada juga kita bersama-sama
dgn dia, kita boleh jadi ada kerja sama tetapi hati kurang cocok. Sahabat itu bertingkat-tingkat. Ada lagi yang saya kenal tetapi saya tidak mau duduk dengan dia, tidak cocok rasanya, saya ngomong gini dia ngomong ke sana. Itu semua bisa dinamai teman. Tetapi dalam istilah
bahasa Indonesia, teman yg sangat dekat kita namakan itu sahabat kental.

Kalau kita merujuk pada kitab suci Al Qur'an. Istilah yg digunakan tentang teman/sahabat itu bermacam-macam. Ada "shohib" yg dalam bahasa Indonesia menjadi "sahabat", itu boleh jadi shohib ini tidak seide dengan kita. Tetapi karena dia menemani kita maka kita namakan sahabat dalam perjalanan.

Ada lagi yg lebih tinggi, AlQur'an menamainya "shodiq" dari kata "Shidq". "Shiddq" itu artinya "benar", "jujur". Naa, sahabat yg baik itu, yg lebih tinggi, adalah yg berkata jujur pada anda, yg sikapnya selalu benar pada anda. Itu bagus, lebih bagus daripada sekedar menemani.

Ada yg lebih tinggi lagi. Diistilahkan dgn "kholil". "Kholil" itu terambil dari akar kata bermakna "celah". Orang yg begitu dekat dgn anda, yg pertemanannya, yg persahabatannya, yg kasih sayangnya, masuk ke celah-celah qalbu anda. Itu dinamai "kholil". Ada ndak yg begitu ?
Perasaannya sudah sehati. Ketika Anda sakit dia ikut merasakan sakit.

Nah itu yg digambarkan bahwa sahabat kental itu adalah yg "dia adalah aku". Nah saya beri contoh. Pernah lihat di cermin ? Siapa yg dilihat di cermin ? Diri sendiri. Itulah kholil. Itu yg persis sama dgn anda. Apakah susah mendapat yg seperti itu ? Tapi itu boleh jadi ada. Kalau dalam sejarah Islam itu ada Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar. Suatu
waktu ada orang berkata, "Saya tidak tahu siapa khalifah, siapa kepala negara, apa kamu wahai Abu Bakar atau Umar ?". Abu Bakar menjawab, "Saya tetapi dia". Kan itu sama.

Sahabat bisa mempengaruhi kita. Karena itu katanya, pandai-pandailah memilih sahabat. Bukan teman, ya ? Bukan kenalan, ya ? Saya, kalau tidak kenal anda, saya bisa kenal anda dengan bertanya "siapa sahabatnya ?". Karena sahabat itu cermin. Dalam kata-kata bersayap,
"menyangkut seseorang, jangan tanya siapa dia, tetapi carilah siapa sahabatnya", karena sahabat itu cermin dari orang itu. Kalau sahabatnya baik, dia jadi baik. Kalau sahabatnya jelek, dia pasti terpengaruh jadi jelek juga. Jadi harus pandai-pandai memilih sahabat kita karena dia bisa mempengaruhi kita.

Naa saya beri contoh. Ini contoh dari nabi. Kalau anda bersahabat dgn penjual parfum / minyak wangi, bagaimana kira-kira ? Dikasih minyak wanginya atau paling tidak aromanya. Kalo berteman dgn tukang las, bajunya terbakar atau paling tidak aromanya.

Dalam AlQuran ada kata shodiq, shohib, kholil, ada lagi kata bithonah. Bithonah itu adalah orang yg kita beritahu rahasia kita. Ada lahir ada batin. Bathin itu apa artinya ? Bithonah berasal dari kata bathin, yg berarti dia tahu batin kita. Ada waliy yg artinya adalah orang yg mendekat. Kalo Allah berfirman, "Inamal waliyukumullahu wa rosuluhu walladzina amanu, alladzina yu'tuna
zakata...". Orang yg beriman itu "waliy"-nya, teman akrabnya adalah Allah, Rosul, dan orang-orang beriman. Itu temannya. Supaya dia terpengaruh dgn temannya.

Kita lihat lebih jauh. Sekarang kalau mau bersahabat -dalam pengertian bahasa Indonesia- apa sih tujuannya bersahabat ? Atau sebelum itu, perlu ndak kita bersahabat ? Perlu. Kenapa perlu ? Karena kita tidak bisa memenuhi semua kebutuhan kita. Jadi kita terpaksa,
"tolong dong". Yang kedua, hidup ini bisa senang bisa susah. Kalo senang sendiri, enak ndak ? [Tidak].
Naa perlu ada sahabat dong. Semakin banyak orang yg bergembira, semakin besar kegembiraan itu. Pernah sedih. Perlu ndak ada orang yg menghibur kesedihan kita ?
[Perlu]. Aaa kalau begitu kita perlu sahabat. Tapi jangan cari sahabat yg hanya waktu anda senang dia mau jadi sahabat. Ada kan yg begitu ?
[Ada]. Cari sahabat yg bisa menemani anda pada waktu senang dan pada
waktu susah.

Kita lihat lebih jauh. Kenapa bersahabat ? Ini macam-macam tujuannya.
Ada orang bersahabat karena ada kesenangan. Ooo saya bersahabat dgn si
A karena dia pandai main basket atau main bola. Sama-sama senang main
bola. Ooo ini tujuan bersahabatnya hanya mau senang-senang. Ada lagi
orang bersahabat karena ada kepentingan. Katanya, sebagian
politisi begitu. Ada maunya saja. Karena itu mereka berkata bahwa
tidak ada sahabat abadi dan tidak ada musuh abadi. Karena saya punya
kepentingan maka kita bekerja sama sekarang. Besok jika tidak ada
kepentingan, tidak akan bekerja sama.

Kalau mau bersahabat yg benar, carilah orang yg terus menerus bersama
anda memberi manfaat sampai di hari kemudian. Karena Al Qur'an
berkata, "Al akhilahu yaumaidzin ba'duhum li ba'din alu ilal
muttaqin", sahabat yg sekental apa pun yg sudah masuk kecintaannya ke
relung-relung qalbunya itu pada hari kemudian akan jadi bermusuhan
kecuali sahabat yg dijalin berdasarkan ketaqwaan kepada Allah.

Nah sekarang bagaimana kita cari sahabat ? Dulu Lukmanul Hakim,
disebutkan dalam Al Qur'an, pernah menasehati anaknya, "Nak, kalau
kamu mau cari sahabat, bikin dia marah terlebih dahulu", kaget kan ?
"Baru lihat, kalau dia tanggapannya itu adil, wajar, tidak
berlebih-lebihan, nah itu bisa dijadikan sahabat". Kalau baru sedikit
sudah marah, sudah memaki, wah harus berhati-hati. Kita kan bisa
salah. Begitu kita salah lantas dia marah luar biasa. Wah ini tidak
bisa menjadi sahabat. Itu nasehatnya Lukmanul Hakim.

Ada yg lain. Merujuk kepada hadist-hadist nabi. Kalau mau cari
sahabat, pertama, lihat terlebih dahulu apakah dia baik kepada
keluarganya & orang tuanya atau tidak. Kalau anak itu durhaka jangan
jadikan dia sahabat. Kedua, lihat bagaimana sikapnya terhadap materi.
Ooo ini dia baru mau kenal dgn saya kalau saya belikan dia es krim.
Kalau tidak dibelikan es krim, dia tidak mau
berteman. Ooo ini tidak bisa jadi teman dong. Lihat juga bagaimana
sikapnya tentang kedudukan, dan lain sebagainya.

Kemudian, lihat bagaimana aktivitasnya sehari-hari. Ooo dia itu main
melulu tidak pernah belajar. Apakah bisa dijadikan sahabat atau tidak ?
[Tidak bisa]. Ooo dia itu tidak sholat, dia itu tidak beragama dgn baik.
Lihat kegiatannya sehari-hari. Lihat bagaimana dia kalau anda salah.
Dia nasehati anda, dia betulkan anda, atau tidak. Aaa kalau ada yg
meninggalkan anda, itu tidak bisa menjadi sahabat.

Dan lihat keakrabannya dgn anda. Dikatakan, tidak mungkin terjalin
persahabatan antara satu penguasa dgn rakyat jelata walau pun
sebelumnya dia berteman, kalau orang yg berkuasa ini merasa dirinya
terlalu tinggi sehingga kalau ditegur dia marah. Bisa kan? Contoh, oo
tadinya dia teman saya, tapi begitu dia menjadi ketua OSIS, dia sudah
merasa gede, sombong, itu tidak bisa terjalin persahabatan. Tidak juga
bisa terjalin persahabatan kalau anda merasa minder. Ooo dia ini sudah
terlalu tinggi nih sehingga saya sudah tidak bisa menegur.

Persahabatan itu harus seimbang. Kita sama. Walaupun kamu kaya saya
miskin, kamu gagah saya tidak tampan, tapi kita kan sama-sama manusia.
Itu bisa terjalin persahabatan. Jadi kalau ada keangkuhan, tidak akan
terjadi persahabatan.

Itu tuntunannya. Jadi pilih-pilih. Lihat itu. Sebab kalau tidak, pasti dipengaruhi. Kita tidak bisa bertahan itu.

Sekarang, anda sudah punya sahabat. Bagaimana memelihara itu persahabatan itu ? Itu tidak gampang memelihara persahabatan. Ada orang pandai bersahabat tetapi tidak pandai memelihara persahabatan. Nah ada tuntunan agama bagaimana seseorang memelihara persahabatan. Dan kalau saya berbicara tentang persahabatan ini, itu bukan hanya antar anak-anak. Orang tua pun termasuk.

Yang pertama, dikatakan, jangan mencampurbaurkan antara serius dan canda. Biasa serius, dianggap bercanda. Biasa bercanda, dianggap serius. Itu kalau campurbaur, putus itu persahabatan. "Saya kan main-main nih, main-main maki anda, terus anda anggap serius".
[Diambil hati terus tersinggung]. Tersinggung kan ? Lha ini orang main-main saja. Anda tidak bisa memelihara persahabatan kalau mencampurbaurkan itu.

Yang kedua, biasa sahabat kita itu bisa bercanda, bisa juga serius dia marah. Kalau mau pelihara persahabatan, jangan jawab marahnya atau makiannya itu dgn makian yg serupa. Tapi bisa menjawabnya dgn bercanda kepadanya. Dalam hubungan suami istri misalnya kalau istri marah
jangan ikut marah tetapi peluk dia, cium dia, nanti ndak jadi marah. Jadi jangan dijawab dgn marah. Itu terpelihara. Ooo dia marah, dijawab dgn canda dgn muka ceria. Jadi harus ada satu yg mengalah.

Yang ketiga. Jangan sekali-kali berkata kepada teman anda, "Kamu bodoh". Dan jangan juga kalau dia memberi saran pada anda dan ternyata sarannya keliru terus berkata, "Ini gara-gara kamu nih". Biasa begitu? Itu tidak terpelihara. Jangan juga berkata kalau anda beri saran
pada dia lantas saran anda bagus, "Itu kan karena saya". Itu tidak terpelihara persahabatan.

Harus pandai mendengar. Kalau sahabat anda itu menyampaikan joke /cerita lucu dan anda sudah tahu, bagaimana caranya ? Jangan bilang, "Stop, itu saya sudah tahu tuh". Tidak bisa begitu. Terus saja mendengarkan. Ikut tertawa. Menjadi pendengar yg baik. Kalau tidak pandai mendengar, persahabatan tidak akan langgeng.

Jangan sekali-kali, menampakkan jasa anda kepada sahabat. Karena itu menjadikan paling tidak dia rendah diri. Kalau sudah berbeda, ada satu yg rendah diri, satu tinggi hati, tidak terjadi persahabatan yg tulus. Ya kan ?

Kalau sahabat anda senang, ikutlah senang. Itu adalah kewajiban bersahabatan. Kalau dia susah, ikut susah, yg demikian lebih wajib. Jadi jangan sekali-kali menampakkan kesedihan waktu dia senang. Jangan juga menampakkan rasa senang waktu dia sedih. Itu baru anda
bersahabat. Ini lagi susah, eh datang bercanda.

Persahabatan ini baru bisa langgeng sampai hari kemudian kalau sesuai dengan tuntunan agama. Karena itu di hari kemudian ada tujuh kelompok yg mendapatkan kedudukan yg tinggi di sisi Tuhan salah satu di antaranya adalah dua orang yg bersahabat karena Allah, bertemu dalam tuntunan agama, dan berpisah dalam tuntunan agama.

[moderator]:
Bagaimana pendapat bapak tentang persahabatan antara dua orang yg sudah tidak ada saling ketersinggungan dalam arti bercanda secara kasar tidak merasa tersinggung. Itu bagaimana ?

[Jawab]:
Saya kira itu bisa saja ada. Tetapi sekali-sekali, bisa juga ada rasa tersinggung. Jadi sebenarnya kita harus tetap menjaga. Bisa saja ada situasi yg membuat marah lantas putus. Jadi betapa pun, bercanda jangan berlebihan. Kalau serius, kita serius. Kalau bercanda, kita bercanda, tapi jangan berlebihan. Kalau bercanda dan dia tidak tersinggung, memang seharusnya begitu. Seperti panduan pertama, jangan campurkan antara bercanda dan serius.

[Tanya]:
Curhat. Sebatas mana dalam Islam dalam hal yg disampaikan. Mungkin kita menyadari agak sulit sekali untuk mencari sahabat sejati. Kita khawatir isi hati, rahasia sudah disampaikan, satu saat kita pecah misalnya, kita berpisah dan dia benci sama kita sehingga rahasia kita dibeberkan. Batasan-batasan dalam Islam itu sebatas mana rahasia kita bisa diungkapkan kepada orang lain.

[Jawab]:
Yang pertama dulu, jangan curahkan semua rahasia anda kepada orang yg anda tidak percaya. Itu sebabnya di dalam Al Qur'an dikatakan, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka
tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya." (QS. Ali Imran : 118). Bukan karena dia berlainan
agama atau berlainan bangsa dgn anda.
Tetapi karena orang itu -yg Allah larang sebagai tempat curhat- tidak segan-segan terus-menerus akan mencari keburukan kamu. Sudah jelas kebenciannya kepada kamu. Dari ucapan-ucapannya. Jangan sampaikan kepadanya.

Tetapi kalau anda yakin bahwa orang ini jujur, bisa dipercaya, dan beragama maka silakan curhat. Silakan sampaikan rahasia. Tapi syaratnya itu tadi. Dia orang yg terpercaya agamanya, dll.

Dan kalau dia terpercaya agamanya, tidak mungkin ia mengkhianati anda. Itu sebabnya juga yang paling banyak tahu kita itu, kalau dalam kehidupan suami istri, kan suami yg paling tahu istrinya dan istri yg paling tahu suaminya. Kalau terjadi perceraian, kalau dia beragama
(istri / suami) maka dia tidak akan beberkan keburukan suaminya/istrinya.

Jadi curhatlah kepada orang yg anda percaya. Dan sebelum sampai pada tingkat percaya itu ada proses. Sebelum bersahabat kan berkenalan dahulu. Setelah berkenalan ya berteman. Setelah berteman, teruji menjadi shodiq. Setelah shodiq menjadi khalil. Istilah lain selain itu di Quran adalah qorin. Teman yg selalu di mana-mana curhat-curhatan. Jadi bertingkat-tingkat.

[Tanya]:
Anak kecil bernama Gelar. Ada satu orang anak merasa cocok dgn anak yg lain. Mereka sudah bersama, selalu bareng, sudah dianggap sebagai sahabat. Tetapi mereka berdua itu berlainan agama. Itu bagaimana ?

[Jawab]:
Bagus ni pertanyaannya. Sebenarnya tidak ada halangan dalam ajaran Islam dalam bersahabat dengan siapa pun. Bahkan, kalau kita baca dalam Al Qur'an dalam masalah sahabat ini, ada perintah Allah di surah An Nisa, "Wa'budullah wala tusyriku bihi syai'an wabil walidaini
ihsana..... wa shohibi bil jambi". Kita disuruh berbuat baik kepada teman yg berdekatan dgn kita. Yang berdekatan ini boleh jadi yg berdekatan rumahnya, boleh jadi berdekatan sama-sama dalam perjalanan, dll. Tidak ada halangan untuk bersahabat. Tapi ingat, masing-masing harus saling menghormati, harus saling menjaga perasaan, masing-masing harus menjalankan agamanya dgn baik. Jangan sampai ada sifat-sifat buruknya mempengaruhi kita, itu yg terlarang. Karena itu tidak terlarang tetapi sebelum itu, sebelum akrab, yakinlah bahwa dia memberikan manfaat buat saya. Ooo saya bersahabat mau belajar bersama, boleh-boleh aja. Saya bersahabat mau pergi menonton bersama, boleh-boleh aja. Walaupun berlainan agama, berlainan bangsa, berlainan suku, selama tujuannya itu baik dan benar. Boleh saja. Saya juga punya banyak sahabat non muslim.

[Tanya]:
Katanya, kalau terlalu akrab dengan teman itu suka kalau ada gesekan sedikit, susah kembalinya. Apakah itu betul, pak?

[Jawab]:
Itu betul, kalau yg bersangkutan tidak memperhatikan syarat-syarat bagi pemeliharaan persahabatan. Ini tadi, akrab sekali tetapi canda dijadikan serius. Akrab sekali sampai tidak segan-segan berkata "kamu bodoh" di depan orang. Padahal untuk memelihara persahabatan tetap harus dijaga perasaan. Karena itu pula ada pesan bahwa semua yg melampaui batas itu buruk. "Khairul ummur al washad". Saya mau beri contoh. Berwudhu itu berapa kali? Tiga-tiga kali. Kalau misalnya ada air sungai, boleh ndak berwudhu empat-empat kali? Airnya ndak
habis-habis nih. Tidak boleh juga. Yang berlebih-lebihan itu buruk. Bercanda jangan berlebih-lebihan. Naa, bersahabat, bercinta, jangan juga berlebih-lebihan. Cintai kekasihmu sewajarnya, karena apa? Boleh jadi ia menjadi lawanmu suatu waktu. Musuhi musuhmu sewajarnya, boleh jadi ia menjadi sahabatmu suatu waktu. Moderasi itu, pertengahan itu
adalah yg baik. Semua yg ditengah, dala, hal ini baik. Boros jelek, pelit juga jelek. Ceroboh jelek, penakut jelek, nah di tengahnya itu adalah berani.

[Moderator]:
Pak Quraish, sedikit, ada beberapa pendapat bahwa ada pantangan berbisnis bersama sahabat karena aslinya ketahuan karena itu menyangkut materi.

[Jawab]:
Na kalau menyangkut materi ya begitu itu. Itu bisa saja terjadi. Karena persahabatannya bukan didasari keikhlasan, bukan didasari kepentingan yg lebih besar, tetapi didasari oleh keuntungan. Tapi kalau dia bersahabat secara tulus, boleh jadi dia justru memberikan sebagian keuntungannya untuk yg bersangkutan. Nah itu sahabat yg benar.

[Kesimpulan]:
Kalau kita mau pilih sahabat, saya ingin katakan, pandai-pandailah memilih sahabat. Carilah sahabat yg bisa memberi manfaat pada anda sebanyak mungkin dan selanggeng mungkin. Kemudian, pandai-pandailah memelihara sahabat. Banyak orang pandai bersahabat tetapi tidak pandai memelihara persahabatan itu. Nah persahabatan yg langgeng itu adalah
yg didasari oleh kepentingan yg langgeng pula bukan kepentingan sementara. Dan kepentingan yg langgeng itu tidak ada kecuali yg berdasarkan nilai-nilai ajaran agama. Mau materi, ga langgeng. Mau cinta/senang karena dia cantik, ga langgeng, karena kalo sudah tua jadi jelek tho.

[moderator]:
Mudah-mudahan buat kita semua yg ada di sini dan juga pemirsa di rumah bisa mendapatkan sahabat yg baik dan berpengaruh baik terutama untuk kita.

No comments: